Nama : Ganjar Samekto
Kelas : 1 DC 02
NPM : 43112094
Berita dalam koran sangat membutuhkan
kecepatan dalam penyajianya, sehingga tidak heran setiap saat penulis selalu
menemukan aneka kesalahan berbahasa dalam tulisan koran. Kesalahan-kesalahan
itu antara lain, menyangkut masalah ejaan dan tanda baca, kata dan frase,
kalimat dan paragraf, teknik penulisan ilmiah, serta tidak jarang masalah
pertalian bentuk dan makna. Bahasa koran banyak yang mengalami kerumpangan,
misalnya tidak tepat penulisan huruf dan tanda bacanya, tidak lengkap kata dan
frasenya, tidak efektif kalimatnya, dan tidak logis paragrafnya. Ada dua
kecenderungan, mengapa para jurnalis melakukan kesalahan dalam berbahasa.
Pertama, rupa-rupanya mereka kurang peduli terhadap bahasa dalam tulisannya
sehingga dianggap angin lalu. Kedua, ada tanda-tanda nyata bahwa para jurnalis
kurang menguasai kaidah penulisan kebahasaan.
Koran merupakan salah satu media yang
membantu pembelajaran bahasa Indonesia kepada masyarakat. Tata penulisan bahasa
yang baik sebenarnya sangat dibutuhkan seperti halnya pada penggunaan
kaidah-kaidah bahasa, penulisan tanda baca, pemilihan kata, penulisan unsur
serapan dan sebagainya. Berita dalam koran sering melibatkan para pejabat
birokrat, politikus, praktisi, maupun aparat negara sebagai objek pemberitaan.
Beberapa objek berita tersebut ada yang punya gelar – baik titel akademik
maupun non akademik – dan ada yang tidak. Beberapa koran lokal khususnya
Kendari Pos terbukti selalu melakukan kesalahan menggunakan tanda baca dalam
penulisan gelar misalnya tidak memberi titik.
Maka masalah yang akan dianalisis dalam
laporan ini adalah bagaimanakah bentuk-bentuk kesalahaan pengunaan tanda baca
dalam penulisan gelar pada koran Kendari Pos Edisi 14 Februari 2012?
Adapun tujuan dari analisis ini adalah
untuk mendeskripsikan kesalahan-kesalahan penggunaan tanda baca dalam penulisan
gelar pada koran Kendari Pos, dan selanjutnya melakukan pembenaran atas
kesalahan tersebut berdasarkan teori dan pendapat yang mendukung. Dan mannfaat
yang diharapkan dari analisis :
- Dapat menguak dan ngingkap kesalahan berbahasa dalam koran,
- Dapat menjadi masukan bagi penerbit koran sehingga kedepannya tidak terjadi lagi kesalahan penggunaan tanda baca dalam penulisan gelar,
- Dapat menjadi sumbangan pengetahuan dan informasi bagi masyarakat.
Karena banyaknya kolom pada koran
Kendari Pos, agar analisis ini lebih terarah, maka hanya difokuskan pada
analisis kesalahan penulisan gelar pada surat kabar Kendari Pos Edisi 14
Februari 2012 pada kolom Edukasi dan Politik.
Metode yang baik akan menghasilkan
analisis yang baik pula. Agar analisis ini memperoleh hasil yang optimal
digunakan metode yang mencakupi empat hal, yaitu
- Sasaran dan ancangan penelitian,
- Data dan sumber data,
- Metode pengumpulan data,
- Metode analisis data,
- Metode penyajian hasil analisis data.
Sasaran dan Ancangan Penelitian dalam
penelitian ini yang dikaji adalah penulisan gelar dalam koran Kendari Pos. Oleh
karena. Ancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kesalahan
berbahasa Indonesia sebagaimana yang digunakan para ahli bahasa (Ramlan, 1993;
Sudaryanto, 1993; Sugihastuti, 2000). Data dan Sumber data penelitian ini
meliputi kesalahan-kesalahan pada koran Kendari Pos pada kolom edukasi dan
politik. Data penelitian ini terbatas pada data tertulis.
Ada dua tahapan yang dipakai dalam pengumpulan data penelitian ini. Tahap pertama adalah pengambilan data dari sumber data dengan cara dicatat. Dan tahap kedua penganalisisan data dan upaya pembenahannya. Teknik yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis data yaitu dengan analisi kualitatif deskripti. Menganalisis tanpa menggunakan angka-angka namun menjelas secara mendetail.
Hasil analisis kesalahan penggunaan
tanda baca dalam penulisan gelar pada koran Kendari Pos Edisi 14 Februari
2012.
Analisis kesalahan penulisan gelar pada
kolom politik yang menulis berita tentang “Pilwali Kendari Digelar 7 Juli”
terdapat kesalahan penulisan gelar yang tampak sangat jelas yaitu seperti pada
kalimat ke-2 paragraf dua berbunyi : Ir Mas’udi serta Korda Kota
Kendari, Konsel dan Konut, Bosman MH Penulisan gelar ini tidak tepat.
Seharusnya :
- Ir. Mas'udi
- Bosman, M.H.
Kesalahan diatas sebenarrnya cukup
sederhana yaitu pada penulisan gelar yang disingkat seharusnya mengikuti kaidah
yang telah ada. Seperti halnya gelar yang disingkat setelah penyingkatannya
harus diberi tanda titik.
Pada kolom pendidikan juga ditemukan beberapa kesalahan yang sama yaitu pada penulisan berita yang berjudul “ Sentralisasi Pendidikan Lebih Baik.” Pada paragraf dua berturut-turut yaitu Drs Ansyari dan Rosdiana SPd. yang seharusnya :
Pada kolom pendidikan juga ditemukan beberapa kesalahan yang sama yaitu pada penulisan berita yang berjudul “ Sentralisasi Pendidikan Lebih Baik.” Pada paragraf dua berturut-turut yaitu Drs Ansyari dan Rosdiana SPd. yang seharusnya :
- Drs. Ansyari
- Rosdiana, S.Pd
Kesalahan yang terjadi merupakan
kesalahan penulisan gelar yang disingkat. Seperti di atas, penulisan SPd
dikatakan tidak tepat karena SPd itu sendiri merupakan singkatan dari sarjana
pendidikan. Singkatan yang ditetapkan yaitu S.Pd.
KESIMPULAN :
Berdasarkan pembahasan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa kesalahan tata bahasa yang terdapat dalam koran Kendari
Pos Edisi 14 Februari 2012 kebanyakan berkisar pada penggunaan tanda titik
untuk gelar , dimana para jurnalis koran ini selalu tidak membubuhkan tanda
titik dalam menyingkat gelar akademik seseorang.
SARAN :
Sebaiknya dalam menghasilkan tulisan,
baik itu opini, jurnal, makalah, proposal, dll. kita harus memperhatikan tata
cara penulisan. Oleh karena itu, penulisan harus disesuaikan dengan EYD agar
hasilnya bisa menjadi pembelajaran penulisan gelar pada pembaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar