Pengaruh Bahasa Indonesia di era Globalisasi
A. POTRET BAHASA INDONESIA DALAM ERA GLOBALISASI
Era
globalisasi akan menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk bahasa.
Bahasa yang semakin global dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah
bahasa Inggris, yang pemakainya lebih dari satu miliar. Akan tetapi,
sama hanya denga bidang-bidang kehidupan laian, sebagaimana dikemukakan
oleh Naisbii (1991) dalam bukunya Global Paradox, akan terjadi
paradoks-paradoks dalam berbagai komponen kehidupan, termasuk bahasa.
Bahasa Inggris, misalnya, walaupun pemakainya semakin besar sebagai
bahasa kedua, masyarakat suatu negara akan semakin kuat juga
memempertahankan bahasa ibunya. Di Islandia, sebuah negara kecil di
Erpa, yang jumlah penduduknya sekitar 250.000 orang, walaupun mereka
dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Inggris seabagai
bahasa kedua, negara ini masih mempertahankan kemurnian bahasa
pertamanya dari pengaruh bahasa Inggris. Di Kubekistan (Guebec), yang
salama ini peraturan di negara bagian ini mewajibkan penggunaan bahasa
Perancis untuk semua papan nama, sekarang diganti dengan bahasa sendiri.
Demikian juga negara-negara pecahan Rusia seperti Ukraina, Lithuania,
Estonia (yang memisahkan diri dari Rusia) telah menggantikan semua papan
nama di negara tersebut yang selama itu menggunakan bahasa Rusia.
B. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
Bahasa
Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum
pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi Kami Putra dan Putri
Indonesia menjunjung bahasa persatuan , bahasa Indonesia. Ini berarti
bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional ;
kedudukannya berada diatas bahasa – bahasa daerah. Selain itu , didalam
undang – undang dasar 1945 tercantum pasal khusus ( BAB XV , pasal 36 )
mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa Negara
ialah bahasa Indonesia. Pertama, bahsa Indonesia berkedudukan sebagai
bahasa nasional sesuai dengan sumpah pemuda 1928; kedua, bahasa
Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Negara sesuai dengan undang –
undang dasar 1945.
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita
akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai
sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan
dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak
mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang
politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di
dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia.
Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus
berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan
perkembangan iptek itu.
Komunikasi lisan atau nonstandar
yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya,
kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau
bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk
berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu,
kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau
mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan,
mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal,
bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat
memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja,
bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu
dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar
dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
a. Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Kita
memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita hormati
dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita. Pada saat
menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai
bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang
menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia
menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini
berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk
berkomunikasi.
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa
menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada
kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur
yang mendorong ekspresi diri antara lain :
§ agar menarik perhatian orang lain terhadap kita,
§ keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri.
b. Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi
merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak
akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh
orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua
yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh
orang-orang yang sezaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa
merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan
memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia
mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan
mengarahkan masa depan kita.
Pada saat kita menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu.
Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan
yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin
terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh
lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam
hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian
utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan
kebutuhan khalayak sasaran kita.
c. Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa
disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula
manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan
mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar
berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya
dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat
komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya
terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan
semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin
bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya.
Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu
dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).
d. Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai
alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat
diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai
penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa.
Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh
penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Ceramah agama atau
dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol
sosial.
Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang
(talk show) di televisi dan radio. klan layanan masyarakat atau layanan
sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol
sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada
kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan
tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan
mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Contoh fungsi
bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan
adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu
cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah
rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada
akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat
melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar