Senin, 10 Juni 2013

Kisah Guru Tangguh Een Sukaesih



            Assalamualaikum.wr.wb.
            Saya akan memberikan sebuah karya tulisan saya mengenai Kisah Kehidupan Orang Terhebat di Indonesia tetapi menurut saya sendiri hanya dialah yang dapat membuat hati saya bergetar setelah membaca perjalanan hidupnya dan seakan-akan sayapun termotivasi olehnya, berikut :


                                                                        Een Sukaesih


Waktu-waktu ini layar kaca kita banyak dikabarkan tentang perempuan tangguh, seorang guru bernama Een SukaesihSemua pasti setuju, Een Sukaesih adalah perempuan tangguh. Alih-alih meratapi cobaan hidupnya yang teramat berat, ia mengabdikan diri untuk mencerdaskan anak bangsa. Semua itu dilakukannya sambil berbaring karena lumpuh.
Setelah berhasil meraih berbagai penghargaan di bidang pemberdayaan dan motivasi di bidang pendidikan, mantan pengajar CPNS asal Sumedang, Bu Een rencananya akan berbagi pengalaman di kampus almamaternya, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Jawa Barat.
Melalui program khusus SCTV bertema ‘Belajar dari Bu Een‘, lulusan diploma konseling ini rencananya akan berbagi pengalaman hidupnya, mulai dari dia menimba ilmu di bangku pendidikan sampai ia harus batal menjadi PNS. Ia juga akan berbagi seputar pengalaman menjalani cobaan hidupnya menderita penyakit radang sendi (rheumatoid arthritis).
Pertama kita akan bernostalgia, mengenang masa lalu dan akan menyampaikan pengalaman kuliah. Kemudian dengan inspirasi motivasi buat orang lain, saya ingin sampaikan latar belakang keluarga saya, dan yang menginspirasi saya sehingga menjadi guru,” tutur Een saat ditemui Liputan6.com di kediamannya di Dusun Batukarut RT 1 RW 6, Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Selasa 4 Juni 2013.
Selain itu juga saya akan berbagi soal penyakit yang saya derita, kemudian bagaimana menyikapi kenyataan hidup,” sambungnya.
Kondisi sakit yang menyebabkan tangan dan kakinya tidak bisa bergerak membuat Een tidak bisa ke mana-mana kecuali tergolek di ranjang. Namun itu tidak menghalangi semangat Een untuk mengajar. Bahkan murid-murid Een tidak sedikit yang mendapat peringkat di kelasnya setelah mengikuti bimbingan belajar di rumah Een. Banyak pula siswanya yang berhasil mencapai tingkat universitas.
Keikhlasan Een mengajar anak-anak mendapat perhatian dari banyak pihak. Bahkan belum lama ini, ia juga diterima oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ny Ani Yudhoyono di Istana Negara.
"Yang terpenting dalam hidup harus tetap semangat, harus kuat untuk bangkit dari keterpurukan. Dan untuk pendidikan, harus ingat alat pendidikan, selain kewibawaan dan ilmu pengetahuan itu sendiri, adalah cinta kasih atau kasih sayang," kata perempuan lulusan jurusan Bimbingan Penyuluhan IKIP Bandung yang sekarang menjadi UPI ini.
Menurut Rektor UPI Sunaryo Kartadinata, Een telah memberikan inspirasi. Een telah menginspirasi untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan yang diangkat dari nilai-nilai kehidupan yang telah diajarkan.
"Atas nama almamater, kami menyampaikan terima kasih atas pengabdian yang tak pernah putus untuk mencerdaskan anak-anak bangsa tanpa pamrih apa pun. Karena saya yakin yang dilakukan Bu Een tanpa pamrih, kami juga memberikan penghargaan khusus sepanjang hayat," katanya.
Pada kesempatan itu Kampus UPI juga memberikan dua buku yang disusun oleh para dosen untuk Een. Salah seorang siswa Een yang kini juga kuliah di Pendidikan Luar Sekolah UPI hadir untuk memberikan sambutan atas perhatian yang ia terima dari Een.
"Saya berbeda dengan (orang) yang lain tapi saya punya sejuta asa, punya percaya diri. Dan Ibu Een sebagai ibu kedua saya memberikan kasih sayang, semangat, serta inspirasi bagi saya untuk maju meski dengan keterbatasan," katanya.
Ia pun membayangkan dan berharap dalam acara yang akan berlangsung beberapa hari ke depan itu dapat berlangsung sesuai apa yang ia harapkan. “Sangat senang tentunya, Alhamdulillah, dulu saya ke sana jauh beda dengan sekarang. Dulu gedungnya masih jelek, sekarang katanya lebih hebat.
Mungkin ada rasa haru, bahagia, karena banyak kakak di atas tingkatan saya yang sekarang jadi dosen, ada teman yang sudah jadi guru besar,” sambung Een, antusias.
Pada kesempatan itu, Een juga mengaku akan menyampaikan pesan khusus kepada para pengajar di kampusnya itu. Khususnya terkait makna hidup yang ia alamai selama ini. “Seperti pesan dosen bahwa hidup adalah perjalanan panjang yang harus ditempuh, apapun keadaannya, kita harus terima takdir. Kita harus ikhtiar dan berdoa.
Kita diciptakan Allah minimal harus harus berbuat hal bermanfaat untuk manusia lain, karena sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat untuk orang lain,” imbuhnya lagi.
Tak lupa, dalam kesempatan itu, Een juga akan mengingatkan juniornya tentang pengabdian di dunia pendidikan. Agar sebagai calon-calon tenaga pengajar di dunia pendidikan harus menyiapkan bekal yang cukup, selain ilmu pengetahuan intelektual, juga tak melupakan pengetahuan spiritual.
Buat mahasiswa saya akan berpesan jangan berorientasi kepada materi dan bisnis. Tapi pengabdian dengan tulus untuk dunia pendidikan demi generasi nanti, bangsa dan negeri ini,” demikian Bu Een. (Ein/Sss).

note : Sewaktu SD saya pernah mendengar lagu yang berjudul Pahlawan Tanpa Tanda Jasa dan mungkin tidak hanya saya saja yang mengetahuinya, kalian pun pasti pernah mengetahui lagu tersebut. Selama saya menjadi seorang pelajar, saya belum pernah bertemu satu pun guru yang mau mengajarkan ilmunya tanpa pamrih, kalau orang bilang “ga ada uang ga ada barang” dan saya pun menyangkal bahwa lagu Pahlawan Tanpa Tanda Jasa itu hanya sebuah bualan belaka atau omong kosong saja,bahkan saya pun bertanya-tanya untuk apa dan untuk siapa lagu itu diciptakan??
 Sampai akhirnya saya mengetahui adanya sesosok seorang Guru, seorang Pahlawan Pendidikan di Indonesia yang bernama ibu Een Sukaesih, saya akhirnya pun tau jawabannya. 

Kisah Guru Tangguh Een Sukaesih dikutip dari judul asli  Bu Guru Een Akan Berbagi Pengalaman Hidup Melalui Kuliah Umum http://news.liputan6.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar